MengASIhi dengan Menjadi Konselor Asi

Bersama para peserta dan fasilitator

Gak pernah terbayangkan di pikiran saya bahwa saya akan menjadi konselor menyusui. Saya ingat betul perkenalan saya dengan ASI dimulai saat saya hamil. Thanks to google dan sosial media yang memperkenalkan saya dengan banyak organisasi dan grup support ASI. Salah satunya adalah AIMI. Lewat AIMI mata saya benar-benar terbuka tentang ASI. lewat AIMI juga saya teredukasi dengan baik dan bisa menyusui putri saya hingga 2 tahun lebih.

Baca juga : Aimi Breastfeeding Fair 2016

Bersyukur telah menyelesaikan ASI 2 tahun, saya memberi reward pada diri saya sendiri untuk mengikuti Pelatihan Konseling Menyusui (PKM) modul 40 jam standar WHO/UNICEF/DEPKES. Pelatihan ini rutin diadakan oleh perinasia (Perkumpulan Perinatologi Indonesia). Bertempat di RSAB Harapan Kita Jakarta,  pelatihan ini berlangsung selama lima hari dari tanggal 23 - 27 Januari 2017.


Tujuan awal saya sangat sederhana saya ingin membantu teman, keluarga, dan orang-orang sekitar saya untuk bisa semangat dalam menyusui buah hatinya.

Tapi saya yakin gak ada yang kebetulan di dunia ini. Saya bisa hadir selama 5 hari dalam pelatihan itu karena memang Allah mengijinkan.

Meski harus menempuh perjalanan Tangerang - Slipi, berangkat subuh, dan berdesakan di kereta komuter line rasanya sepadan dengan ilmu yang saya dapatkan. Insya Allah semoga ilmu yang saya dapat bisa membantu dan menjadi partner sharing semua teman-teman dalam menyusui nanti.

Peserta PKM berjumlah 24 orang. Satu diantaranya ada peserta dokter laki-laki spesialis anak yang jauh -jauh datang dari Tanjung Selor. Namanya dokter Ryno, spA. Beliau ingin meningkatkan jumlah ibu menyusui di kotanya. Salut dok!

Peserta PKM memang berasal dari berbagai macam profesi dan daerah. Ada dokter, perawat, bidan, akademisi, dosen, juga dari kalangan pribadi seperti entepreneur, karyawan swasta, dan termasuk saya ibu rumah tangga. Walaupun saya peserta paling muda dan cuma IRT, mereka benar-benar baik sama saya. Jadi, walaupun bukan berasal dari kalangan medis asal kita punya kemauan pasti bisa.

Oiya, peserta yang ikut dalam pelatihan ini banyak juga yang dilatarbelakangi oleh kegagalan menyusui yang pernah dialaminya dulu. Bahkan salah satu fasilitator kami pun juga mengakui ia pernah gagal dalam menyusui. Justru karena kegagalan itulah ia ingin memperbaiki diri dan membantu orang lain mendapatkan edukasi yang baik sehingga ibu-ibu di Indonesia dapat sukses menyusui.

***************

Pelatihan selama lima hari ini benar-benar padat merayap. Dimulai jam 8 pagi teng sampai jam 17.30 sore.

Hari pertama dimulai dengan perkenalan dan pre test untuk menguji pengetahuan awal peserta tentang ASI dan menyusui. Kemudian dilanjutkan dengan materi demi materi hingga sore hari. Calon konselor diajarkan tentang ilmu-ilmu dasar menyusui dan juga teknik konseling.
Berasa Kuliah Lagi

Melalui ilmu konseling ini saya belajar bagaimana berkomunikasi yang membuat lawan bicara kita merasa nyaman dan mau mencurahkan isi hatinya tanpa merasa dipaksa. Mengedukasi lawan bicara kita tanpa ia merasa digurui dan direndahkan. Bagaimana pengaturan gestur, pengaturan nada bicara, dan pemilihan kata bisa berdampak besar terhadap keberhasilan konseling ini.
Diskusi Kelompok

Hari kedua, ketiga, dan keempat adalah gabungan antara kuis, teori menyusui di kelas, teori konseling di kelas ,dan praktik langsung ke ibu menyusui. Setelah mendapatkan materi dari pagi hingga siang hari, sore harinya kami, para calon konselor, mendapat kesempatan untuk melakukan konseling kepada ibu post partum di RSAB Harkit. Praktik ini dilakukan berkelompok dan didampingi satu fasilitator.
Salah satu materi di kelas : memerah

Gugup adalah hal yang dirasakan semua konselor baru saat pertama kami melakukan praktik konseling langsung. Berbicara langsung tidak semudah teorinya. Kadang kami kebingungan apa lagi yang harus ditanya. Ya memang, jam terbang menentukan kemahiran seorang konselor.

Untungnya kami selalu didampingi fasilitator yang memantau konseling kami dan membantu kami ketika kami kelihatan sudah mulai menemukan jalan buntu. Hahahaha
Salah satu konseling yang berkesan untuk saya adalah saat kelompok kami bertemu dengan ibu yang baru melahirkan bayi kembar. Ibu merasa asinya gak keluar, puting datar, dan bayinya gak mau  menyusu. Ia hampir menyerah dan berniat memberikan bayinya asi donor dan formula.

Kami coba gali apa yang menjadi kekhawatiran ibu, lalu kami bangun motivasi dan percaya dirinya, kami sounding betapa tidak tergantikannya ASI, betapa hebatnya kolostrum yg keluar di awal, dan bahaya susu formula.
Konseling ke Ibu Post Partum

Didampingi fasilitator, Bu Hesti,  kami libatkan sang suami dan keluarganya yang ada di kamar pasien. Kami beri pemahanan tentang asi dan menyusui.Kami bantu sang ibu mempraktikkan cara memerah, posisi, dan pelekatan menyusui bayi kembar yang benar. Gak perlu waktu yang lama ASI ibunya pun keluar. Masya Allah :’)

Dan merembes lah air mata si ibu. Dia menangis terharu sambil bilang

"Makasih ya mba-mba semua udah bikin mood saya ada lagi. Saya yakin mau kasih ASI aja ke anak saya"

Ya, menyusui itu layaknya orang beriman. Jika kita percaya ada maka ada. Jika kita percaya kita bisa maka bisa. Begitu juga sebaliknya.

 
Aaaah, sepertinya saya jatuh cinta sama ilmu konseling ini.

**************

Di hari terakhir pelatihan, selain praktik konseling langsung kami juga disuguhi materi tentang susu formula, sejarah susu formula, peredaran susu formula, penyalahgunaan susu formula di Indonesia, dan dampak merugikan penggunaan susu formula untuk ibu dan bayi.

Di akhir pelatihan peserta mengerjakan post test, dilanjutkan dengan review perkembangan nilai peserta dari fasilitator, dan ditutup dengan pembagian sertifikat.
I'm a certified Counselor :')

Berakhir sudah pelatihan yang sangat luar biasa ini. Tugas kami baru saja dimulai untuk terus dan terus menyebarkan, memotivasi dan mengedukasi semua keluarga untuk selalu mengASIhi anaknya.

Mengapa keluarga? Karena keberhasilan menyusui tidak hanya tentang ibu dan bayinya. Tapi juga bagaimana peran suami, keluarga, orang sekitar, lingkungan, pemerintah, bahkan negara. Siapapun bisa menjadi pejuang ASI. dimulai dari diri kita sendiri dan orang-orang terdekat kita.

Terima kasih kepada para fasilitator untuk 40 jam yang sangat luar biasa ini. Ilmu yang saya miliki ini masih sangat amat cetek. Saya masih harus terus memperkaya diri dengan ilmu yang bermanfaat lainnya. Semoga ini menjadi awal perjalanan hidup yang semakin luar biasa.

Because breastfeeding is worth to fight
ASI YES!!!
Muka-muka Bahagia Selesai Pelatihan

 


Note : Jika ada ibu butuh konseling menyusui, butuh informasi, merasa asi kurang, asi tidak keluar,bayi tidak mau menyusu, ingin menyusui kembali, ibu merasa khawatir dll dalam menyusui  bayi, jangan sungkan untuk kontak saya ya.

Fb : Dwi Oktavianingrum
IG : @oktav.ningrum
Email : oktavianingrum0510@gmail.com








CONVERSATION

8 comments:

  1. Aku pengen banget jadi konselor tapi belum terwujud nih mba. Keren mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuuk mbaa, Indonesia masih butuh banyak konselor :))

      Hapus
  2. Keren mba :) semoga besok sy bs jadi konselor laktasi juga. Memberi manfaat kecil unt busui.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuuk mba, semua bisa banget jadi konselor asi :)

      Hapus
  3. Ahhh, dulu aku pernah hampir ikut pelatihan ini, sayangnya terganjal biaya dan waktu. Sampai sekarang masih berharap bisa ikut, semoga waktunya pas :). Sukses ya jadi konselor.

    Paling berkesan kalau berhasil membantu ibu2 yg hampir gagal seperti post partum mom itu ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sempet mau ikut juga ya mba.. semoga next nya bisa ikutan juga mba. Jdi tambah banyak lagi konselor asi di Indonesia :)

      Hapus
  4. mba mau tanya, jadwal pelatihannya ada kapan lagi ya? aku tertarik jadi konselor laktasi :)

    BalasHapus
  5. aku pingin banget jadi konselor ASI dari dulu tp belum terwujud senang rasanya berbagi ilmu kepada para ibu- ibu yang yang menyusui ,kapan ada lgi di tahun 2020 dan biayanya berapa.

    BalasHapus

Back
to top